Diri Sendiri
"La, kalau lagi cape gini, kamu pernah ngga pengen ngilang atau pengen jadi orang lain?"
"Lala tetep mau jadi diri sendiri kak, segimanapun sakitnya, lala ngga mau ngilang." Ia menghela nafas ketika melihat semburat pertanyaan lagi diwajah Rayan.
"Kak rayan, semesta itu hebat. Aku yakin, semua manusia di bumi ini punya kelebihan masing-masing. Ya, walaupun aku belum nemu apa kelebihan aku, tapi setiap orang berbeda, jadi aku percaya."
Rayan tersenyum haru, lala memang gadis baik. "La, sebenernya kelebihan kamu itu, ini. Kamu tetep nerima alam walau mereka ngga berpihak sama kamu, padahal ngga semua orang loh bisa Nerima takdir mereka. Kamu keren."
Lala menatap rayan lama, ia rasa tidak seperti itu. "Tapi kak-"
"Lala, kelebihan itu ngga harus jago nyanyi, juara olimpiade, atau pinter ngelukis kok. Tapi, ketika kamu bisa ngendaliin diri kamu."
"Ngendaliin gimana?"
"Ngapain nanya ke kakak, orang kamu sendiri yang sering ngerasain."
"Haa?"
"Lala, sadar ngga? Ketika orang lain terus menghujam kamu, kamu ngga balik nyerang mereka. Tapi kamu lebih milih diam. Kakak tau kamu sering sakit, sering sedih, sering putus asa. Cuman hebatnya, kamu ngga ngeliatin itu didepan semua orang." Rayan mengelus puncak kepala lala sayang. "Lala, tetap bernafas ya, kalau cape jangan nyerah, kamu cuma butuh istirahat. Jangan pernah ngerasa sepi, karena kamu punya diri sendiri."
df
Tersentuh🥺
BalasHapusUuwuðŸ˜
Hapus