Manusia

"Lala juga manusia." Isaknya parau

Di bumi ini, yang benar-benar memanusiakan manusia hanya segelintir orang. Mereka terlalu egois untuk sekedar mendengarkan.

Butiran air membasahi surai hitam Gadis itu. Menutupi sebagian peluh juga lara yang tengah ia tangisi. Sepertinya ia menyukai hujan, terlihat dari senyuman manisnya disana. 

"La, kamu bukannya neduh malah ujan-ujanan. Pulang!, nanti demam." Gadis imut yang disapa Lala itu menengadah, menatap Rayan sendu.

"Kak Rayan, tau ngga? Hujan itu satu-satunya temen lala, yang selalu dengerin lala, yang selalu meluk lala kalau lala sedih." 

Rayan termangu beberapa saat, payung yang ia pegang jatuh begitu saja, ia mendekap lala hangat. Lalu meringis ketika tahu betapa jahatnya orang-orang disekitar gadis ini. 

"Lala, kak rayan ada buat kamu, nangis aja, keluarin apa yang bikin kamu sakit, ngga perlu pura-pura terus kok buat tetep bernafas. Kamu manusia, kamu punya hak," 

Lala rasa, dirinya tak punya kuasa apa-apa untuk mengeluarkan emosi. Sebab, tekanan mereka membuat ia sadar, bahwa menjadi hujan lebih baik dari pada menjadi manusia.

Terkadang, kita perlu mendengarkan orang lain. Kita perlu menghargai, kita perlu itu. Sepele, namun sulit dilakukan. Kita tak bisa menganggap orang lain lemah. Karena, kita hanya tahu apa yang mereka tampakkan bukan apa yang mereka rasakan.

df

Komentar

  1. Semangaattt terusss adik manis😘

    BalasHapus
  2. Spirit bila, bagus banget apa lagi ada nama aku disitu wkwkw😆🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha siaap, makasih Laaaa🤣💕

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer