Semu



Aku termenung
Kala menyadari,
Kepingan-kepingan hati,
Jatuh berserakan pada hamparan kenyataan 
Menyisakan kepiluan, dalam sebuah penantian

Sebetulnya
Sampai kapan ngkau menanti?
Bukankah si tuan sudah memiliki rumah kembali?
Huft, buang jauh jauh harapanmu yang semu itu

Kelak, suatu masa dimana ngkau sudah merelakan
Segalanya akan terlihat baik,
Termasuk ketika ngkau melihat ia tersenyum pada orang lain

df

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer