Dibawah Sana Ngkau Sedang Apa?



Waktu benar berjalan cepat, malam tadi tepat tahun ke 3 ngkau pergi. Potret mu yang usang nampak menyedihkan, seperti bunga tulip nan layu. Tapi, beberapa hal nampaknya tidak pernah usang seperti, kerinduanku. Ah lupa, aku harus bergegas.

"Assalamu'alaikum." Hening. Aku menarik napas berat, sebetulnya dibawah sana ngkau sedang apa?
Ku usap lembut batu nisan itu, rasanya kian sesak, apalagi ketika menatap gundukan tanah yang memenuhi tempat ini. Aku juga nanti akan tidur dengan nisan yang tak jauh berbeda sendu nya. Tapi ntah kapan, semoga segera. Supaya ngkau tak lagi sendiri.

Dibawah sana ngkau sedang apa? Kepergianmu  menyisakan pilu yang begitu dalam, dunia seperti ambruk begitu saja. Aku tak memiliki waktu berpikir selain menangis.

Ku seka air yang mengalir diatas nisanmu, maaf ya aku tak sopan. Kembali aku bertanya, dibawah sana ngkau sedang apa? Tidurmu nyenyak tidak? Aku ingin memeluk tubuh hangat itu sekali lagi, menyalurkan kerinduan jua kesedihan yang kian hari kian meluap.

Setiap malam, aku meminta pada semesta agar ngkau senantiasa baik-baik saja. Aku tak tahu kapan kita berjumpa kembali, namun aku selalu siap bila menemuimu.

Sebelum pulang aku menaruh bunga dan do'a, harapku mungkin berarti kecil, sebab yang benar membantumu disana hanya amalan nan ngkau tulis semasa bernafas di bumi. Yasudah Aku pulang dulu

df

Komentar

Postingan Populer