Gadis Lugu



Aku masih disini. Tepat, ketika Ngkau beranjak pergi. Nanti, suatu masa dimana Aku tak lagi menanti kepulangan Mu, semoga rumah ini tetap kukuh adanya. Bukan, bukan berarti Aku tak bisa hidup tanpa pondasi dari Mu, namun untuk bertahan Aku memerlukan energi baik yang hanya Aku temukan dalam tubuh tegap itu.

Tapi, Aku juga bisa melangkah seorang diri, berlari kecil menyambut surya, menanam setumpuk bunga lavender untuk menyuguhkan harum pada pemilik baru. Hanya saja, pintu utama sudah lama hilang kuncinya. Aku pikir, ia bersemayam pada ransel Mu kala itu, lalu meninggalkan Ku seorang diri.

Sebetulnya, hari ke hari nampak biasa saja. Tak ada sedih tak ada pilu jua, namun sepi seringkali menghampiri teras rumah. Selain menemaninya, Aku tak bisa apa-apa. Bahkan untuk mengusir pun rasanya sulit.

Kerap Aku bertanya, apakah Ngkau akan pulang? Sebab, Aku masih menanti hari itu, hari dimana mungkin Ngkau kembali dengan setumpuk lolipop. Benar, Aku dimatamu hanya Gadis Lugu yang tak mengerti banyak hal. Sedang Ngkau bagiku adalah laki-laki menawan yang kehadirannya dinantikan.

df

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer