Sampai kapan pun



Aku tidak bisa menebak apa-apa tentangmu, ngkau seperti labirin, rumit. Tapi, aku bisa memahamimu sesekali, memeluk hangat meyakinkan bahwa ngkau layak untuk apa pun terkecuali, aku. Sebentar maksudku, bukan aku yang tak menginginkan, hanya saja, aku tau persis apa yang ngkau pilih. Kan aku memahamimu.

Sepertinya, sudah lama aku tak menyapa bait-bait sajakmu. Barisan kata yang senantiasa memikat hati banyak penyair, penyejuk kerinduan juga mutiara yang rumitnya sama persis denganmu. Kentara sekali. 

Aku tak sehebat dirimu, diksi yang terkadang abstrak seperti hubungan kita..mm..maksudku.. Ya mungkin sedikit. Karena aku hanya menulis, itu saja. 

Lagi pula, kita adalah dua hal yang semesta gariskan dalam baris berbeda. Dekat namun tak sejalan, sampai kapan pun.

df

Komentar

Postingan Populer